The Financial Planner

Saturday, May 14, 2011 akukie 3 Comments

Sering denger, menikah karena cinta, tap kalau sudah menikah mulai timbul pertanyaan "emang cukup hidup pake cinta doang?". Butuh beli rumah, beli kendaraan, punya anak, sekolah anak, gaji asisten rumah tangga, dan seabreg kebutuhan rumah tangga lainnya yang harus dibayar pake uang. moral of the story : uang sama pentingnya dengan cinta.

Kesannya matre banget yah,, tapi hal keuangan ini salah satu hal penting yang harus dibicarakan dalam rumah tangga, it's about how to manage financial things, katanya sih bisa jadi penyebab keretakan rumah tangga, tapi kalo dibicarakan secara tepat malah bisa bikin hubungan semakin hangat,,tssaahhh,,

Tulisan ini bukan untuk menyaingi Safir Sinduk dan Ligwina Hananto, or para ahli financial planner lainnya, lah wong basic gw Model gitu lhoo,,, u knoww,,(ups,,tolong abaikan).

Urusan uang ini mulai bkin pusing setelah kami memutuskan untuk tinggal beda pulau. Yayayaya,, seharusnya kami sudah mulai dari awal menikah. Believe me,, itu sudah dilakukan. Mulai dari menuliskan kebutuhan harian, pengeluaran dan juga perencanaan investasi, tapi hanya berakhir dilanggar atau malas melihat dan mencatat le paririmbon yang sebenernya sudah gw janjikan untuk dipatuhi setiap bulannya.

saat masih serumah, mengurus si uang ini rasanya lebih mudah, flow nya, gaji kami masuk ke rekening masing-masing, kebutuhan rumah tangga dibayar mostly dari rekening suami, uang dari rekening gw lebih banyak dialokasikan untuk kebutuhan tidak rutin, yang sifatnya cuma gaya-gayaan karena ceritanya sebagai rekening ngendon untuk tabungan kami.

Setelah suami pindah, ini berarti berdampak juga pada urusan keuangan rumah tangga, dan gw tidak terbiasa untuk ngomongin masalah uang dengan suami, rasanya risih. Saat dimintai catetan expenses bulanan, gw malah berasa diminta proposal budgeting perusahaan oleh boss dan kerjaan tersebut notabene bukan jobdes gw. Parahnya lagi gw malah ngerasa gak dipercaya untuk ngatur keuangan keluarga. Sempet ada beda persepsi pengaturan keuangan. Gw lebih mengedepankan tabungan untuk pembiayaan cita-cita masa depan, sisanya baru untuk kebutuhan harian, tetapi suami sebaliknya, karena takut gak cukup klo kebutuhan saat ini tidak jadi prioritas. Setelah browsing2 dan diskusi juga sama ibu2 di kantor, akhirnya gw mulai merasa sadar untuk bersahabat sama financial planning. langkah awalnya membuat daftar kebutuhan serta sumber pembiayaannya yang dibahas bareng suami.

Hasil bertanya pada ibu2 sekantor, gw meresume sebagai berikut :

  1. Dengan membuka rekening khusus untuk kebutuhan rumah tangga, pembiayaannya bersumber dari kesepakatan bersama untuk menyisihkan sekian % dari rekening masing2, lalu sisa di rekening pribadi untuk kebutuhan pribadi. Ada juga yang bikin amplop-amplop berdasar pengeluaran, tapi metode pembebanannya sama dengan cara bikin rekening bersama.
  2. Ada juga pembiaayaan berdasarkan kesepakatan, misalnya untuk hal-hal yang sifatnya membutuhkan dana besar (misal cicilan rumah,beli kulkas,tipi,gaji asisten, bayar rekening-rekening, etc) ditanggung oleh suami, lalu kebutuhan rumahtangga rutin harian ditanggung oleh istri. Atau sebaliknya tergantung siapa yang memiliki penghasilan lebih besar.
  3. Cara gw..

Cara gw ini bisa dibilang adopsi dari cara buibu di kantor, memanfaatkan rekening yang dikhususkan untuk belanja, kita ga buka rekening baru, karena cukup sulit bagi gw yang tinggal dan berkegiatan di Jakarta tapi KTP masih Bandung. Waktu buka rekening baru untuk gaji pun ribetnya minta ampun, harus bermodal surat keterangan dari kantor tempat bekerja dan Bank tempat buka rekening pun harus cabang yg paling deket kantor..weww,,gw kira si surat sakti dari kantor itu beneran sakti bisa di pake dimana ajah,, fiuuhh!!

Sumber pembiayaan:

  1. Belanja kebutuhan harian : Setiap awal bulan gw transfer ke rekening belanja sesuai expenses yang diplanning. Sumber pembiayaan memang full diambil dari rekening gw, Kecuali masalah bayar2 yang bisa transfer, contohnya Listrik dan telephone. Alesannya simple sih, karena jaringan bank yang terdaftar di payroll suami ga bisa transfer ke rekening gw or rekening belanja, Cuma bisa ke rekening kami yang lain dengan tambahan “syariah” dibelakangnya, dan ceritanya dibahas di poin 2.. Sisa gaji gw setelah transfer, disimpan untuk dana darurat. Berdasar hitungan disini, berarti kami harus punya simpanan berbentuk liquid yang jumlahnya 9 kali jumlah pengeluaran bulanan,, doohh PR banget nih ngejarnya..
  2. Untuk dana jangka panjang, kami belum memilih produk financial yang akan dipakai, jadi sementara memang dipilih sistem saving dalam bentuk konvensional, nyimpen uang di bank. Sumber pembiayaannya dari hasil transfer rekening suami ke bank syariah, tentu setelah dikurangi bayar listrik dan telephone juga kebutuhan harian suami selama di nunjauhdisana.
  3. Kalo kita irriiittt.. dari rekening belanja dan juga rekening payroll suami pasti akan bersisa, ini rencananya buat tabungan jalan-jalan,,syukur-syukur cukup buat pergi ke mekkah, amien..

Setelah bikin financial planning untuk keluarga, gw jadi lebih melek tentang masalah keuangan, jadi tertampar keras kalo PR gw banyak banget, terutama untuk perencanaan masa depan. Hihihihi,, sampe sekarang gw ga punya asuransi, jangankan asuransi jiwa, asuransi pendidikan buat Queen pun gw ga punya..err atw belum kali yah..dunow deh masih maju mundur juga buat ikutan asuransi macam gitu, ya kecuali asuransi kesehatan yaa, itu kan dibayarin kantoorr… hehehe..

Fiiuuuhhh.. ternyata bikin financial planning buat keuangan keluarga itu sangat menyenangkan!! Mungkin lain kali gw akan banting setir milih kerjaan yang berkutat dengan uang,,uang,,uang,, cihuy.. kerjaan ini gw tempatin sebagai puncak mahakarya dari karier gw, Boss yang memberikan kerjaan gak ngasi syarat neko-neko, tanpa perlu berbagai tes, gaji+tunjangan+fasilitas sepuasnya, bahkan bonus kasih sayang dipeluk dan dicium setiap waktu oleh dua boss nya.. heuheuheu

ehh..itu mah sekarang juga udah yah, meskipun masih suka kabur dari 6 am to 5 pm, sekedar ber me-time, makan siang bareng kawan yang kadang gratis kalo ada ultah atau Meeting..


You Might Also Like

3 comments:

  1. super sekali ki buhuhuhuuu gw juga lagi bertekad kuad banged untuk bisa bikin ginian, kemaren ditawarin manulife gitu buat dana pendidikan ama investasi, tapi secara gw masih buta bgt jadi masih ragu buat ambil, mana pengeluaran belum bisa dikontrol, mana besar tanaman daripada tiang. masalahnya pruduk investasi gitu seringnya didobel ama asuransi (dan seringnya kita kaya lebih beli asuransinya) kecuali reksa dana yg buat ngerti sistemnya aja aduhai banget kayanyaa

    ReplyDelete
  2. ayoo kita semangat bu..demi indonesia bangkit!! hahaha udah mirim tante Lig belom yah gw..

    buat dana pendidikan Queen gw gak jadi ikut asuransi pendidikan Fit, selain kaya yg lo sebutin, kata temen gw yg baru ngambil claimnya (udah 10 taun)jumlah uangnya gak ngejar biaya total, masih lebih untung kalo disimpan dlm bentuk emas, meskipun gak sehebat bluechip atw reksadana.

    sama gw juga blm ngerti ttg reksadana, ngajak rizal buat invest disitupun ditanggapi dingin..hihihi..
    jadi yah invest konvensional aja kayanya non gw mah..cari barang yang bisa mempertahankan nilai aja.

    ps: kalo udah jago reksadana tolong racuni gw..hahahha

    ReplyDelete
  3. During the past few years of our existence in this industry we have successfully assisted countless individuals in achieving their goal of reaching financial stability. Our dedication to our craft being financial planner houston has changed people’s view of our role as financial planners and advisors. Since our existence, we maintained the same untarnished credibility to assist and make financial plans happen.

    ReplyDelete