Setahun di Jekarda

Monday, May 30, 2011 akukie 2 Comments

haihh..gak kerasa (boong banget dah) sudah setahun Queen dan ibunya mengadu nasib di ibu kota.

setelah setahun ini..

Masih kerja di escebede,, dan setelah hampir setaun baru tau kalo shuttle bus gratisan bisa sampe ke komdak dan cuma butuh jalan kaki buat sampe kantor lama suami (hiks,,hiks,,).

Berani jalan-jalan sendiri donk,, tau jalur metromini atw kopaja dan udah lihay naek turun tanpa kesungkruk. Kalo busway mah lebih cetek,,andai kata kelewat, kan cuma perlu naek arah berlawanan tanpa bayar lagi(hehehe,,bubay taksi), kalo kepepet butuh cepet tinggal naek ojek, yang kebanyakan abangnya (aneh) sampe kasih nomer telepon segala, haha.. koleksi ko nomor hape abang ojek.

Berani nantangin matahari,, jalan siang-siang produksi keringat ga sebanyak setaun yang lalu. meskipun teuteup masih pake sunblock n sunglasess demi menghindari penuan dini.

Berani makan sendiri di resto,, kalo gak bekel dari rumah, gak ada yang ulang taun, gak ada makan gratisan apapun di kantor, partner maksi pada puasa, maka dengan santai makan sendirian di luaran, kantin bawah gedung or mall seberang pun hajar blehh,,!!

Masih jadi pejuang ASI,, Sampai dua tahun yah Queen sayang,, mmuuaach!!

Koleksi buku jadi tambah banyak,, setelah aa pindah kerja,, jabatan pengantar jemput dialihtanggungjawabkan, ogah banget pelukpeluk dan daripada stress ngomentarin cara nyetir yang pembalap ajah lewat,, jadinya yah baca buku sepanjang perjalanan pergi pulang kantorr.

Masih bertanyatanya,, orang yang segedung sama gw berapa gajinya yah, ke kantor ajah dandan ngelebihin mau kondangan,, tapi nemu jawaban untuk pertanyaan misterius: pada kerja apa dan dimana si om senang sehingga prostitusi masih marak,,


Sudah mulai nyaman tinggal disini,, kangeun sama Mamah, Papap, seperangkat sama Ipam juga Neuneu,, tinggal nelpon city trans 0214586711 cari kursi kosong mbandung atau dengan semenamena begging them cari kursi ke jekarda.

Nambah banyak temen,, orang sekantor (tentu), abang ojek, abang metromini, abang bianglala, ibu kantin, bagindas family, mba atun n pak gendut, satepam kompleks, para pembantu tetangga kompleks, de el el. Queen pun begitu, gw sampe terharu ketika datang undangan untuk Queen ke acara ulang taun temennya.. hahahah.. secara emaknya dulu gak punya tetangga sesama anak-anak jadi sewaktu kecil gak pernah menghadiri ulang taun anak tetangga.

Dan masih banyak nikmat allah lainnya untuk disyukuri,hamdalah yang gak seru jadi bahan pembelajaran yah Kie. yang masih membuat gw bertahan disini. Meskipun keinginan untuk deket sama aa gak pernah padam, Meskipun setiap waktu masih ngitipngintip peluang kerja ditempat yang sama kaya aa, meskipun masih menyusun hati untuk jadi SAHM, meskipun kadang tumbang sendirian karena gak semudah itu berbagi lewat telpon or bbm, meskipun menyadari kadang berdua sama Queen sudah membuat sangat bahagia, meskipun kadang pengen garukgaruk hati kalo liat Queen senyum-senyum ceria bahkan ngikutin gaya papahnya di video yang baru dikirim papah, bingung mesti sedih atau seneng, meskipun dikirim foto ini aja sukses bikin butterfly effect ngalahin mbak ini hahahhaha #tertawa miris
Dengan meskipun yang banyak itu (bahkan belum semuanya) gw yakin masih kuat ada disini dan sengat mantab bisa bilang
Jekarda, i love you!!*

*Seengganya sampe dijemput aa mendekat kepelukannya,, suit suiww,,heheheh

2 komentar:

The Financial Planner

Saturday, May 14, 2011 akukie 3 Comments

Sering denger, menikah karena cinta, tap kalau sudah menikah mulai timbul pertanyaan "emang cukup hidup pake cinta doang?". Butuh beli rumah, beli kendaraan, punya anak, sekolah anak, gaji asisten rumah tangga, dan seabreg kebutuhan rumah tangga lainnya yang harus dibayar pake uang. moral of the story : uang sama pentingnya dengan cinta.

Kesannya matre banget yah,, tapi hal keuangan ini salah satu hal penting yang harus dibicarakan dalam rumah tangga, it's about how to manage financial things, katanya sih bisa jadi penyebab keretakan rumah tangga, tapi kalo dibicarakan secara tepat malah bisa bikin hubungan semakin hangat,,tssaahhh,,

Tulisan ini bukan untuk menyaingi Safir Sinduk dan Ligwina Hananto, or para ahli financial planner lainnya, lah wong basic gw Model gitu lhoo,,, u knoww,,(ups,,tolong abaikan).

Urusan uang ini mulai bkin pusing setelah kami memutuskan untuk tinggal beda pulau. Yayayaya,, seharusnya kami sudah mulai dari awal menikah. Believe me,, itu sudah dilakukan. Mulai dari menuliskan kebutuhan harian, pengeluaran dan juga perencanaan investasi, tapi hanya berakhir dilanggar atau malas melihat dan mencatat le paririmbon yang sebenernya sudah gw janjikan untuk dipatuhi setiap bulannya.

saat masih serumah, mengurus si uang ini rasanya lebih mudah, flow nya, gaji kami masuk ke rekening masing-masing, kebutuhan rumah tangga dibayar mostly dari rekening suami, uang dari rekening gw lebih banyak dialokasikan untuk kebutuhan tidak rutin, yang sifatnya cuma gaya-gayaan karena ceritanya sebagai rekening ngendon untuk tabungan kami.

Setelah suami pindah, ini berarti berdampak juga pada urusan keuangan rumah tangga, dan gw tidak terbiasa untuk ngomongin masalah uang dengan suami, rasanya risih. Saat dimintai catetan expenses bulanan, gw malah berasa diminta proposal budgeting perusahaan oleh boss dan kerjaan tersebut notabene bukan jobdes gw. Parahnya lagi gw malah ngerasa gak dipercaya untuk ngatur keuangan keluarga. Sempet ada beda persepsi pengaturan keuangan. Gw lebih mengedepankan tabungan untuk pembiayaan cita-cita masa depan, sisanya baru untuk kebutuhan harian, tetapi suami sebaliknya, karena takut gak cukup klo kebutuhan saat ini tidak jadi prioritas. Setelah browsing2 dan diskusi juga sama ibu2 di kantor, akhirnya gw mulai merasa sadar untuk bersahabat sama financial planning. langkah awalnya membuat daftar kebutuhan serta sumber pembiayaannya yang dibahas bareng suami.

Hasil bertanya pada ibu2 sekantor, gw meresume sebagai berikut :

  1. Dengan membuka rekening khusus untuk kebutuhan rumah tangga, pembiayaannya bersumber dari kesepakatan bersama untuk menyisihkan sekian % dari rekening masing2, lalu sisa di rekening pribadi untuk kebutuhan pribadi. Ada juga yang bikin amplop-amplop berdasar pengeluaran, tapi metode pembebanannya sama dengan cara bikin rekening bersama.
  2. Ada juga pembiaayaan berdasarkan kesepakatan, misalnya untuk hal-hal yang sifatnya membutuhkan dana besar (misal cicilan rumah,beli kulkas,tipi,gaji asisten, bayar rekening-rekening, etc) ditanggung oleh suami, lalu kebutuhan rumahtangga rutin harian ditanggung oleh istri. Atau sebaliknya tergantung siapa yang memiliki penghasilan lebih besar.
  3. Cara gw..

Cara gw ini bisa dibilang adopsi dari cara buibu di kantor, memanfaatkan rekening yang dikhususkan untuk belanja, kita ga buka rekening baru, karena cukup sulit bagi gw yang tinggal dan berkegiatan di Jakarta tapi KTP masih Bandung. Waktu buka rekening baru untuk gaji pun ribetnya minta ampun, harus bermodal surat keterangan dari kantor tempat bekerja dan Bank tempat buka rekening pun harus cabang yg paling deket kantor..weww,,gw kira si surat sakti dari kantor itu beneran sakti bisa di pake dimana ajah,, fiuuhh!!

Sumber pembiayaan:

  1. Belanja kebutuhan harian : Setiap awal bulan gw transfer ke rekening belanja sesuai expenses yang diplanning. Sumber pembiayaan memang full diambil dari rekening gw, Kecuali masalah bayar2 yang bisa transfer, contohnya Listrik dan telephone. Alesannya simple sih, karena jaringan bank yang terdaftar di payroll suami ga bisa transfer ke rekening gw or rekening belanja, Cuma bisa ke rekening kami yang lain dengan tambahan “syariah” dibelakangnya, dan ceritanya dibahas di poin 2.. Sisa gaji gw setelah transfer, disimpan untuk dana darurat. Berdasar hitungan disini, berarti kami harus punya simpanan berbentuk liquid yang jumlahnya 9 kali jumlah pengeluaran bulanan,, doohh PR banget nih ngejarnya..
  2. Untuk dana jangka panjang, kami belum memilih produk financial yang akan dipakai, jadi sementara memang dipilih sistem saving dalam bentuk konvensional, nyimpen uang di bank. Sumber pembiayaannya dari hasil transfer rekening suami ke bank syariah, tentu setelah dikurangi bayar listrik dan telephone juga kebutuhan harian suami selama di nunjauhdisana.
  3. Kalo kita irriiittt.. dari rekening belanja dan juga rekening payroll suami pasti akan bersisa, ini rencananya buat tabungan jalan-jalan,,syukur-syukur cukup buat pergi ke mekkah, amien..

Setelah bikin financial planning untuk keluarga, gw jadi lebih melek tentang masalah keuangan, jadi tertampar keras kalo PR gw banyak banget, terutama untuk perencanaan masa depan. Hihihihi,, sampe sekarang gw ga punya asuransi, jangankan asuransi jiwa, asuransi pendidikan buat Queen pun gw ga punya..err atw belum kali yah..dunow deh masih maju mundur juga buat ikutan asuransi macam gitu, ya kecuali asuransi kesehatan yaa, itu kan dibayarin kantoorr… hehehe..

Fiiuuuhhh.. ternyata bikin financial planning buat keuangan keluarga itu sangat menyenangkan!! Mungkin lain kali gw akan banting setir milih kerjaan yang berkutat dengan uang,,uang,,uang,, cihuy.. kerjaan ini gw tempatin sebagai puncak mahakarya dari karier gw, Boss yang memberikan kerjaan gak ngasi syarat neko-neko, tanpa perlu berbagai tes, gaji+tunjangan+fasilitas sepuasnya, bahkan bonus kasih sayang dipeluk dan dicium setiap waktu oleh dua boss nya.. heuheuheu

ehh..itu mah sekarang juga udah yah, meskipun masih suka kabur dari 6 am to 5 pm, sekedar ber me-time, makan siang bareng kawan yang kadang gratis kalo ada ultah atau Meeting..


3 komentar:

Malam ini

Tuesday, May 03, 2011 akukie 0 Comments

Menikmati hidup adalah..di dalam kamar dengan AC 25derajat memeluk Queen yang lagi khusu omi sambil mendengarkan musik...haaaiiiihhhh sedddaaaappp....nikmat dunia!!
Alhamdulillah...

Kalo ada Papah lain ceritanya nih..
Tssaahhh....hehehe...
Sent from my BlackBerry®

0 komentar: